Featured Post

Bilangan Live Draw 4 Digit

Bilangan  adalah suatu konsep  matematika  yang digunakan dalam  pencacahan  dan  pengukuran . Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai  angka  atau lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas untuk mel…

MATERIALISME DAN PENDIDIKAN


Materialisme
berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi, bukan rohani, bukan
spiritual, atau supranatural. Filsafat materialisme memandang bahwa materi
lebih dahulu ada sedangkan ide atau pikiran timbul setelah melihat materi.
Dengan kata lain materialisme mengakui bahwa materi menentukan ide, bukan ide
menentukan materi. Contoh: karena meja atau kursi secara objektif ada, maka orang
berpikir tentang meja dan kursi. Bisakah seseorang memikirkan meja atau kursi
sebelum benda yang berbentuk meja dan kursi belum atau tidak ada.


Ciri-ciri filsafat
materialisme


a.       Segala yang ada (wujud) berasal dari satu
sumber yaitu materi


b.      Tidak meyakini adanya alam ghaib


c.       Menjadikan panca-indera sebagai satu-satunya
alat mencapai ilmu


d.      Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama
dalam peletakkan hukum


e.       Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia
sebagai akhlak.


prinsip materialisme
yang didasarkan pada suatu asumsi bahwa realitas yaitu :


a.       Apa yang dikatakan jiwa ( mind ) dan segala
kegiatannya ( berfikir, memahami ) adalah merupakan suatu gerakan yang kompleks
dari otak, sistem urat saraf, atau organ-organ jasmani yang lainnya.


b.      Apa yang disebut dengan nilai dan cita-cita,
makna dan tujuan hidup, keindahan dan kesenangan, serta kebebasan hanyalah
sekedar nama-nama atau semboyan
.





Implikasi Aliran
Filsafat Materialisme


Menurut Power (1982),
implikasi aliran filsafat pendidikan materialisme, sebagai berikut:


·      Temanya yaitu manusia yang baik dan efisien
dihasilkan dengan proses pendidikan terkontrol secara ilmiah dan seksama.


·      Tujuan pendidikan merupakan perubahan
perilaku, mempersiapkan manusia sesuai dengan kapasitasnya, untuk tanggung
jawab hidup sosial dan pribadi yang kompleks.


·      Isi kurikulum pendidikan yang mencakup
pengetahuan yang dapat dipercaya (handal), dan diorganisasi, selalu berhubungan
dengan sasaran perilaku.





·      Metode, semua pelajaran dihasilkan dengan
kondisionisasi (SR conditioning), operant condisioning, reinforcement,
pelajaran berprogram dan kompetisi.


·      Kedudukan siswa tidak ada kebebasan, perilaku
ditentukan oleh kekuatan dari luar, pelajaran sudah dirancang, siswa
dipersiapkan untuk hidup, mereka dituntut untuk belajar.


·      Guru memiliki kekuasaan untuk merancang dan
mengontrol proses pendidikan, guru dapat mengukur kualitas dan karakter hasil
belajar siswa.





  Bentuk-Bentuk Aliran Filsafat Materialisme


Aliran materialisme
memiliki dua variasi yaitu :


a.    Filsafat Materialisme Dialektika


Materialisme
dialektika adalah materialisme yang memandang segala sesuatu selalu berkembang
sesuai dengan hukum-hukum dialektika: hukum saling hubungan dan perkembangan
gejala-gejala yang berlaku secara objektif di dalam dunia semesta.
Pikiran-pikiran materialisme dialektika inipun dapat kita jumpai dalam
kehidupan misalnya, “bumi berputar terus, ada siang ada malam”, “habis gelap
timbullah terang”, “patah tumbuh hilang berganti” dsb. Semua pikiran ini
menunjukkan bahwa dunia dan kehidupan kita senantiasa berkembang.





b.   Filsafat Materialisme Metafisik


Materialisme
metafisik, yang memandang dunia secara sepotong-sepotong atau dikotak-kotak,
tidak menyeluruh dan statis. Pikiran-pikiran materialisme metafisik ini
misalnya: “sekali maling tetap maling”, memandang orang sudah ditakdirkan,
tidak bisa berubah.





Hubungan Aliran 
Materialisme dan Pendidikan


·      Pandangan Materialisme Mengenai Belajar
Positivisme


       
Materilisme maupun positivisme,pada dasarnya tidak menyusun konsep pendidikan
secara eksplisit. Bahkan menurut Henderson (1956). Materialisme belum pernah
menjadi penting dalam menentukan sumber teori pendidikan.


       
Menurut Waini Rasyidin (1992),filsafat positivisme sebagai cabang dari
materialism lebih cenderung menganalisis hubungan faktor-faktor yang
mempengaruhi upaya dan hasil pendidikan secara factual. Memilih aliran
positivisme berarti menolak filsafat pendidikan dan mengutamakan sains
pendidikan.


Dikatakan
positivisme,karena mereka beranggapan bahwa yang dapat kita pelajari hanyalah
yang mendasarkan fakta-fakta,berdasarkan data-data yang nyata,yaitu yang mereka
namakan positif.





·      Pandangan Materialisme
Mengenai  Belajar Behaviorisme


Menurut
behaviorisme,apa yang disebut dengan kegiatan mental kenyataannya tergantung
pada kegiatan fisik,yang merupakan berbagai kombinasi dan materi dalam gerak.
Gerakan fisik yang terjadi dalam otak,kita sebut berpikir,dihasilkan oleh
peristiwa lain dalam dunia materi,baik material yang berada dalam tubuh manusia
maupun materi yang berada diluar tubuh manusia.


Pendidikan,dalam hal
ini proses belajar,merupakan proses kondisionaisasi lingkungan. Misalnya,
dengan mengadakan percobaan terhadap anak yang tidak pernah takut pada
kucing,akhirnya ia menjadi takut pada kucing. Menurut behaviorisme, perilaku
manusia adalah hasil pembentukan melalui kondisi lingkungan (seperti contoh
anal dan kucing diatas). 





Kelebihan dan Kekurangan Filsafat Materialisme untuk
Pendidikan


Jika dibandingkan dengan aliran filsafat yang
lain aliran filsafat materialisme adalah aliran yang mendapatkan kritikan dari
berbagai pihak, terutama dalam anggapannya yang hanya meyakini bahwa tidak ada
sesuatu selain materi yang sedang bergerak. Mereka menganggap bahwa materi
berada di atas segala-galanya. Materialisme adalah aliran yang memandang bahwa
segala sesuatu adalah relitas, dan realitas seluruhnya adalah materi belaka.
Kenyataan bersifat material dipandang bahwa segala sesuatu yang hendak
dikatakannya adalah berasal dari materi dan berakhir dengan materi atau berasal
dari gejala yang bersangkutan dengan materi.


Kelebihannya:


·     Teori-teorinya jelas berdasarkan teori-teori
pengetahuan yang sudah umum.


·     Isi pendidikan mencakup pengetahuan yang dapat
dipercaya (handal), dan diorganisasi,selalu berhubungan dengan sasaran
perilaku.


·     Semua pelajaran dihasilkan dengan
kondisionisasi, pelajaran berprogram dan kompetensi


         
 Kelemahannya:


·      Dalam dunia pendidikan aliran materialisme
hanya berpusat pada guru dan tidak memberikan kebebasan kepada siswanya,
baginya guru yang memiliki kekuasan untuk merancang dan mengontrol proses
pendidikan. Guru dapat mengukur kualitas dan karakter hasil belajar siswa.
Sedangkan siswa tidak ada kebebasan, perilaku ditentukan oleh kekuatan dari
luar, pelajaran sudah dirancang, siswa dipersiapkan untuk hidup, mereka
dituntut untuk belajar.


·      Di kelas, anak didik hanya disodori setumpuk
pengetahuan material, baik dalam buku-buku teks maupun proses belajar mengajar.
Yang terjadi adalah proses pengayaan pengetahuan kognitif tanpa upaya
internalisasi nilai. Akibatnya, terjadi kesenjangan yang jauh antara apa yang
diajarkan dengan apa yang terjadi dalam kehidupan sehar-hari anak didik.
Pendidikan agama menjadi tumpul, tidak mampu mengubah sikap-perilaku mereka.







 Daftar Pustaka 








Uyoh Saduloh,2006 Pengantar filsafat pendidikan: Alfabeta Publishing:Bandung





Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter