Setiap orang memiliki wawasan
tentang pengetahuan sosial yang berbeda-beda. Beberapa berpendapat bahwa
pengetahuan sosial itu meliputi peristiwa yang terjadi di suatu lingkungan
masyarakat. Pendidikan ips sendiri bersumber dari beberapa disiplin ilumu, humaniora,
disiplin ilmu pendidikan, kegiatan dasar manusia dalam masyarakat, dan tujuan
pendidikan nasional yang semuanya harus dipikirkan dan dikembangkan secara
integratif. Sapriya (2009:49). Secara konseptual pengetahuan hendaknya mencakup
: (1) fakta; (2) Konsep; (3) Generalisasi yang dipahami oleh peserta didik.
Bachtiar dalam (Supardan, 2011, hal.
50) mengemukakan bahwa fakta merupakan abstraksi dari kenyataan yang diamati,
yang sifatnya terbatas dan dapat diuji kebenarannya secara empiris. Menurut Sapriya
(2009:49) fakta adalah data yang spesifik tentang peristiwa, objek, orang, dan
hal- hal yang terjadi (peristiwa). Jadi fakta adalah suatu data ataupun
kenyataan yang diamati yang benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan
kebenarannya secara empiris. Dalam pembelajaran IPS, peserta didik diharapkan
dapat mengenai berbagai jenis fakta khususnya yang terkait dengan kehidupannya.
Namun pada dasarnya dakta yang disajikan untuk para peserta didik hendaknya
disesuaikan dnegan usia dan tingkatan kemampuan berpikirnya. Misalnya untuk
anak SD hendaknya memberikan berupa peristiwa, objek, dan hal-hal yang konkret
sebagai contoh untuk mengenalkan daerah dataran tinggi dapat memberikan contoh
gunung merapi sebagai contohnya sebagai benda konkret yang diketahui oleh anak-anak
pada tingkatan SD jangan diberikan contoh yang membuat anak SD tersebut salah
pemahaman mengenai materi yang diberikan, karena dengan memberikan contoh
konkret terutama yang berada disekitar kita, maka akan lebih mudah bagi siswa
SD tersebut untuk menangkap materi pembelajaran.
Konsep merupakan kata-kata atau
frase yang mengkelompok, berkategori, dan member arti terhadap kelompok fakta
yang berkaitan. Konsep merujuk pada suatu hal atau unsur kolektif yang diberi
label. Dengan demikian, konsep merupakan cara berpikir menggeneralisasikan
sejumlah angora kelas khusus ke dalam satu contoh model yang tidak Nampak,
termasuk atribut semua contoh yang berbeda-beda. Namun konsep akan selalu
direvisi disesuaikan dengan tingkatan pemahaman siswa dam juga disesuaikan
dengan konsep menurut disiplin ilmu- ilmu sosial. Berikut contoh konsep menurut
disiplin ilmu-ilmu sosial.
Sosiologi
|
Antropologi
|
Ekonomi
|
Geografi
|
Sejarah
|
Masyarakat
Sosialisasi
Peran
Status
Stratifikasi Sosial
Konflik sosial
Mobilitas sosial
|
Kebudayaan
Alkurturasi
Etnosentrisme
Tradisi
Difusi
Relativisme
Enkulturasi
|
Produksi
Distribusi
Spesialisasi
Pembagian kerja
Konsumsi
Kelangkaan
Permintaan
|
Lokasi
Jarak
Wilayah
Lingkungan
Perubahan
Pola ruang
Tempat
|
Nasionalisme
Kolonialisme
Imperalisme
Kontinuitas
Revolusi
Peradaban
Bias sejarah
|
Konsep dasar yang relevan untuk
pembelajaran ips diambil terutama dari disiplin-disiplin ilmu sosial. Banyaknya
konsep yang terkait dengan lebih dari satu displin, isu-isu global, dan
tema-tema yang berasal dari banyak dimensi ilmu sosial. Konsep-konsep tersebut
tergantung pula pada jenjang dan kelas sekolah. Misalnya konsep “keluarga”
dapat diambil dari sejarah, antropologi, sosiologi, bahkan ekonomi. Maksudnya
bahwa dalam keluarga kita dapat mempelajari fakta sejarah dari kelurag
tersebut, selain itu kita dapat mengetahui status dan peran keluarga dalam
displin ilmu sosiologi, kita juga dapat mengetahui bagaimana suatu perubahan
maupun tradisi di keluarga tersebut dan kita juga dapat mengetahui ekonomi
keluarga.
Konsep
yang dibentuk secara multi displin, seperti multicultural, lingkungan,
urbanisasim perdamaian, dan globalisasi, berasal dari konsep disipln
tradisional dan menjadi pemerkaya bagi kajian IPS Konsep-konsep ini muncul
karena adanya persepsi sosial serta munculnya permasalahan sosial yang semakin
kompleks. Hal ini telah dipandang sebagai cara alternatif dalam
mengorganiasaikan konsep-konsep IPS.
Generalisasi
merupakan suatu ungkapan/penyataan dari dua atau lebih konsep yang saling
terkait. Generalisasi memiliki tingkat kompleksitas isi, disesuaikan dengan
tingkat perkembangan peserta didik. Misalnya, apabila orang tidak mau
memelihara hewan peliharaannya, maka hewan tersebut pasti mati namun memelihara
hewan peliharaan dapat berakibat bagi orang lain disamping bagi pemiliknya
sendiri.
Pengembangan
konsep dan generalisasi adalah proses mengorganisir dan memaknai sejumlah fakta
dan cara hidup bermasyarakkat. Merumuskan generalisasi dan mengembangkan konsep
merupakan tujuan pembelajaran IPS yang harus dicapai oleh para siswa dengan
bimbingan guru. Misalnya, bagi anak-anak siswa kelas rendah rumusan
generalisasi disesuaikan dengan konsep dan tingkatan kemampuan berpikir:
“semakin bertambah usia seseorang, semakin berbeda dalam kemampuan bekerja”.
Hubungan antara generalisasi dan fakta bersifat dinamis. Dengan memperkenalkan informasi yang baru
dapat mendorong siswa untuk mengkondisikan terjadinya proses belajar bagi
siswa. Generalisasi memberi kita sarana yang berguna untuk mengekspresikan
hubungan natara akumulasi fakta dan informasi dengan cara yang sangat
terorganisir dan sistematis Dengan informasi baru, para siswa dapat mengubah
dan memperbaiki generalisasi yang telah dirumuskan sebelumnya. Adapun cara
untuk memahami suatu generalisasi dan memperhatikan beberapa prinsip sebagai
berikut.
1. Generalisasi
meliputi hubungan antardua atau lebih konsep
2. Generalisasi
bersinggungan dengan kelas/kelompok secara menyeluruh. Secara luas dapat
diterapkan terhadap hal-hal yang umum bukan hanya kepada hal-hal yang khusus.
3. Generalisasi
merupakan abstraksi yang tingkatannya lebih tinggi disbanding konsep sebgian
pengertian dari suatu hubungan abstrak antara konsep-konsep yang abstrak,
generalisasi lebih abstrak daripada konsep.
4. Genraliasasi
berdasarkan pada inferensi. Generaliasi berasal dari pemikiran bukan pengamatan
kita dapat dnegan mudah meihat bahwa sumber daya alam, tenaga kerja, dan modal
diigunkan dalam pertanian dan perhutanan, namun kita tidak dapat melihat bahwa
semuanya digunakan dalam proses produksi.
5. Generalisasi
merupakan penegasan yang dapat dianggap sebagai kebenaran dan ketepatan. Apakah
generalisasi itu benar dan akurat dapat diuji apabila orang setuju dengan
konsep-konsep yang digunakan dalam generalisasi bahwa misalnya “sumber daya
alam, tenaga kerja dan modal digunkan dalam semua proses produksi”, dapat diuji
dengan cara membuktikannya melalui proses inkuiri.
Generalisasi bukan
pernyataan atau penegasan yang verbalisme melainkan pernyataan yang
kebenarannya perlu dibuktikan melalu perilaku yang nampak.
Post a Comment
Post a Comment