Pada hakikatnya nilai merupakan
sesuatu yang berharga. Nilai yang dimaksud disini adalah seperangkat keyakinan
atau prinsip perilaku yang telah mempribadi dalam diri seseorang atau kelompok
masyarakat tertentu yang terungkap ketika berpikir atau bertindak. Umumnya,
nilai diperlajari sebagai hasil dari pergaulan atau komunikasi antarindividu
dala kelompok seperti keluarga, himpunan kagamaan, kelompok masyarakat atau
persatuan dari orang-orang yang satu tujuan.
Nilai yang ada dimasyarakat sangat
bervariasi sesuai dnegan tingkat keberagaman kelompok masyarakat. Heterogenitas
nilai ini tentu menimbulkan masalah tersendiri bagi guru dalam pembelajaran IPS
di kelas. Di satu sisi nilai dapat masuk ke dalam masyarakat dan tidak mungkin
steril dari isu-isu yang sedang menerpa dan terhindarkan dalam masyarakat
demokratis, namun di sisi lain tidak dipungkiri bahwa nilai tertentu muncul
dengan kekuatan yang sama di masyarakat dan menjadi pembelajaran yang baik
serta menjadi pelindung dari berbagai penyimpangan dan pengaruh luar. Dalam hal
ini nilai dapat diartikan sebagai perisai ataupun tameng bagi setiap individu
untuk menjauhkan diri dari hal yang menyimpang. Contohnya dengan adanya nilai
kejujuran maka siswa menjauhkan diri dari mencontek atau pun berbohong karena
ada perisai nilai kejujuran pada diri siswa tersebut. Agar ada kejelasan dalam
mengkaji nilai di masyarakat, maka nilai dapat dibedakan atas nilai substantid
dan nilai procedural.
Nilai Substantif
Nilai substantif adalah keyakinan yang
telah dipegang oleh seseorang dan umumnya hasil belajr, bukan sekadar
menanamkan atau menyampaikan informasi semata. Setiap orang memiliki keyakinan
atau pendapat yang berbeda-beda susuai dnegan keyakinannya tentang sesuatu hal.
Misalnya setiap anggota keluarga akan berbeda pendangannya mengenai suatu hal,
walaupun berasal dari satu keluarga yang sama namun tetap akan berbeda. Maka
dalam hal ini suatu nilai dapat tergantung dari latar belakang orang tersebut,
pendidikannya, kondisi ekonominya dan pengaruh lain yang dapat mempengaruhi
makna nilai dari satu orang dengan orang yang lainnya. Dengan demikian
keduudkan nilai bagi kelompok masyarakat dan individu merupakan komponen yang
penting bagi pembelajaran IPS.
Dalam mempelajari nilai substantif peserta
didik perlu memahami proses-proses, lembaga-lembaga, dan aturan-aturan untuk
mmecahkan konflik dalam masyarakat yang demokratis. Dengan kata lain peserta
didik mengetahui bahwa ada keberagaman nilai dalam masyarakat dan mereka perlu
mengetahui isi nilai dan implikasi dari nilai-nilai tersebut dengan belajar
nilai ssubstantif, peserta didik dapat menjadi etrampil dalam mengenal dan
menganalisis kedudukan nilai dari aneka ragam kelompok masyarakat.
Manfaat lain dari belajar nilai substantif
adalah peserta didik akan menyatakan bahwa dirinya memiliki nilai tertentu.
Dengan kata lain setiap peserta didik membawa nilai tersendiri dalam dirinya
masing-masing yang tergantung pada beberapa faktor penyebab nilai itu melekat
pada dirinya seperti latar keluarga, agama atau budaya. Selain itu guru juga
perlu mneyadari bahwa nilai yang peserta didik anut tidak semuanya berlaku
secara universal. Misalnya umat muslim diharuskan menunaikan ibadah puasa
sebagai wujud dari nilai religius, maka guru harus memberi pengertian bahwa
tidak semua peserta didik di kelas itu menunaikan Ibadan puasa jika memang
berasal dari latar agama yang berbeda agar nantinya tidak terjadi konflik dalam
kelas.
Oleh
karena itu program pembelajaran IPS hendaknya memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengungkapkan, merefleksikan, dan mengartikulasikan
nilai-nilai yang dianutnya. Proses ini tergantung pada nilai-nilai prosedural di
kelas. Peserta didik hendaknya didorong untuk bersiap diri membenarkan
posisinya, mendengarkan kritikan yang ditujukan terhadap dirinya dan atau
mengubah keputusannya jika ada pertimbangan lain, karena pada hakikatnya nilai
adalah sesuatu yang berharga yang mengandung kebaikan maka diperlukan banyak
pertimbangan untuk memastikan apakah hal tersebut memiliki nilai atau tidak.
Nilai Prosedural
Peran guru dalam memberikan pembelajaran
dikelas sangatlah penting sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran di kelas,
maka nilai-nilai prosedural yang perlu dilatih atau dibelajarkan antara lain
nilai kemerdekaan, toleransi, kejujuran, menghormati kebenaran, dan menghargai
pendapat orang lain. Nilai-nilai ini merupakan kunci nilai yang dapat menyokong
terciptanya masyarakat yang demokratis, seperti toleran terhadap pendapat yang
berbeda, menghormati pribadi orang lain dan menghargai bukti yang sama serta
bekerja sama. Apabila kelas IPS dimaksudkan untuk mengembangkan
partisipasi peserta didik secara efektif
dan diharapkan semakinmemahami kondisi masyarakat Indonesia yang beraneka
ragam, maka peserta didik perlu mengenal dan berlatih menerapkan nilai-nilai
tersebut. Maka hendaknya penerapan nilai-nilai tersebut mulai dipraktikan
ketika pembelajaran dikelas agar dapat dilatih sehingga kelak ketika terjun ke
masyarakat peserta didik dapat mengimplementasikan nilai-nilai yang didapatkan
dan menjadi warga negara yang bermartabat dan menghormati pribadi yang lain.
Selain
itu nilai dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu nilai nurani dan nilai0nilai
memberi. Nilai nurani adalah nilai yang ada didalam diri manusia kemudaian
berkembang menjadi perlaku serta cara kita memperlakukan orang lain yang
termasuk niali-nilai nurani adalah kejujuran, keberanian, cinta damai,
keandalan diri, potensi, tahu batas, kemurnian dan kesesuaian. Sedangkan
nilai-nilai memberi adalah nilai yang perlu dipraktikkan atau diberikan yang
kemudian akan diterima sebanyak yang dberikan. Yang termasuk pada kelompok
nilai-nilai memberi adalah setia, dapat dipercaya, hormat, cinta, kasih sayang,
peka, tidak egois, baik hati, ramah, adil, dan murah hati.
Dalam
memberikan definisi tentang sikap, diantara para ahli banyak terjadi
perdebatan. Terjadi hal ini karena sudut pandang yang berbeda tentang sikap itu
sendiri. Studi mengenai sikap merupakan studi yang penting dalam bidang
psikologi sosial. Konsep tentang sikap sendiri telah melahirkan berbagai macam
pengertian diantara para ahli psikologi. Sikap pada awalnya diartikal sebagai
suatu syarat untuk munculnya suatu tindakan konsep itu kemudian syarat untuk
munculnya suatu tindakan konsep itu kemudian berkembang semakin luas dan
digunakan untuk menggambarkan adanya suatu niat yang khusus dan umum berkaitan
dengan kontrol terhadap respon pada keadaan tertentu.
Berkowitz
dalam (Azwar, 2012, hal.5) mengemukakan bahwa sikap seseorang terhadap suatu
objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Nilai
bersifat lebih mendasar dan stabil sebagai bagian dari cirri kepribadian, sikap bersifat evaluative dan
berakar pada nilai yang dianut dan terbentuk dalam kaitannya dengan suatu
objek.
Post a Comment
Post a Comment