Featured Post

Bilangan Live Draw 4 Digit

Bilangan  adalah suatu konsep  matematika  yang digunakan dalam  pencacahan  dan  pengukuran . Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai  angka  atau lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas untuk mel…

KESEIMBANGAN INDERA, AKAL DAN HATI


Keseimbangan Indera, Akal dan
Hati





Kemantapan hidup hanya ditentukan oleh dua hal, yaitu kaidah sains
dan filsafat di satu pihak dan akidah agama dipihak lain. Kedua-duanya telah
diragukan pada masa sofisme. Tentu saja kehidupan menjadi kacau karena sistem
nilai telah kacau. Pada abad pertengahan, terutama sejak tahun 200-an, akal
kalah total dan iman menang mutlak. Keadaan ini seharusnya telah dapat
diperhitungkan sebelum terjadi. Dapat dipahami mengapa baik Socrates maupun
Kant mati-matian menghentikan relativisme kebenaran. Pendapat yang mengatakan
bahwa kebenaran itu relatif (termasuk agama) adalah pendapat yang sangat
berbahaya. Konsekuensi pandangan ini ialah kekacauan (chaos). Karena sains itu
relatif, maka tidak akan ada kebenaran yang dapat dipegang (dipercaya) bersama.
Salah satu akibatnya ialah tidak akan ada sesuatu yang menjadi tali pengikat
dalam hubungan-hubungan sosial.




Untuk membuktikan kerelatifan filsafat, cukup dilihat andalan kebenaran
filsafat. Andalan kebenaran filsafat ialah kelogisan argumennya. Bila Kant
ingin menegakkan sains dengan meletakkan dasar-dasarnya pada kebenaran yang
bersifat a priori, sedangkan a priori itu berada di dalam daerah filsafat, jadi
bersifat relatif, maka pelacakan kebenaran sains akan berakhir pada jalan
buntu. Yang ditemukan pada akhirnya ialah sains yang relatif juga. Manusia
membawa sejak lahir (innate) kata hati(suara hati) yan bersifat imperatif.
Suara hati itu ialah suara yang selallu mengajak menjadi orang  yang baik.
Puncak kebaikan itu adalah Tuhan. Menurut Al-Syaibani, manusia mempunyai tiga
kekuatan atau potensi yang sama pentingnya, laksana sebuah segitiga yang
sisi-sisinya sama panjang. Potensi yang dimaksud ialah jasmani, akal, dan
roh. 




Kemajuan kebahagiaan, dan kesempurnaan kepribadian manusia banyak bergantung
pada keselarasan ketiga potensi itu. Islam, menurut Al-Syaibani, tidak hanya
mengakui adanya ketiga potensi tersebut, tetapi juga meneguhkannya dan
memantapkan wujudnya. Manusia bukan hanya jasmani, bukan hanya akal dan bukan
hanya roh. Manusia adalah kesatuan semua itu yang saling melengkapi
kesempurnaan manusia.
Islam tidak dapat menerima materialisme yang mengajarkan benda
terpisah dari roh, atau sebaliknya spiritualisme yang mengajarkan roh sama
sekali terpisah dari benda. Islam tidak membenarkan akal berkuasa merajalela
sehingga menjadikan pengetahuan yang diperoleh akal menjadi tidak
terkendali. 




Islam berpendapat bahwa manusia hanya mungkin maju bila terjadi perkembangan
yang harmonis antara jasmani, akal, dan roh. Sebenarnya di dalam hidup ini
indera, akal, dan hati harus diperhatikan sekurang-kurangnya sama besar kalau
tidak dapat  dikatakan hati lebih dipentingkan untuk diperhatikan. Bila
ingin sempurna, manusia harus didominasi secara seimbang oleh indera, akal, dan
rasa. Potensi itu masing-masing harus mendapat latihan secara serentak dan
seimbang. Bila salah satu  telah mendominasi lebih dari yang lain, maka
kehidupan mulai terancam, sejarah telah memperlihatkan hal itu. 




Manusia yang baik ialah manusia yang jasmani, akal, dan kalbunya berkembang
secra seimbang di dalam tuntunan ajaran Tuhan Yang Maha Pintar.





Daftar Pustaka :




Tafsir, Ahmad. 2008. FILSAFAT UMUM AKAL DAN HATI SEJAK THALES SAMPAI CAPRA. Bandung     : PT REMAJA ROSDAKARYA

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter