Featured Post

Bilangan Live Draw 4 Digit

Bilangan  adalah suatu konsep  matematika  yang digunakan dalam  pencacahan  dan  pengukuran . Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai  angka  atau lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas untuk mel…

AKAL DAN HATI PADA ZAMAN YUNANI KUNO


Akal dan Hati Pada Zaman Yunani Kuno


Ciri-ciri umum filsafat Yunani adalah rasionalisme. Rasionalisme
mencapai puncaknya padaorang-orang sofis. Untuk melihat rasionalisme sofis
perlu dipahami lebih dulu latar belakangnya. Latar belakang itu terletak pada
pemikiran filsafat yang ada sebelumnya, yaitu pemikiran-pemikiran Tahles,
Anaximander, Heraclitus, Permanidus, Zeno, Protagoras, Gorgias, Socrates, Plato
dan Aristoteles


Thales


Digelari bapak filsafat karena ialah orang yang pertama kali
berfilsafat. Gelar itu diberikan karena ia mengajukan pertanyaan yang mendasar
yang jarang diperhatikan orang jaman sekarang. “Apa sebenarnya bahan alam
semesta ini?”. Terlepas dari apapun jawabannya, pertanyaan ini saja sudah bisa
mengangkatnya menjadi filosof pertama. Ia sendiri menganggap air sebagai bahan
alam semesta karena air sangat diperlukan dalam kehidupan. Dan menurut
pendapatnya, bumi ini terapung di atasair. Bahkan jawabannya sendiri tidak
lebih berbobot dibandingkan pertanyaannya.Pertanyaannya pun ia jawab
menggunakan akal, bukan menggunakan agama atau kepercayaan lainnya. Di sini
akal mulai digunakan, lepas dari keyakinan.


Anaximander


Ia mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal
dan ada dengan sendirinya. Anaximenes mengatakan itu udara. Udara merupakan
sumber segala kehidupan, begitulah alasannya.




Heraclitus


Paham relativisme semakin mempunyai dasar setelah Heraclitus
menyatakan “kamu tidak dapat terjun ke sungai dua kali karena air sungai itu
selalu mengalir”. Menurutnya, alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah.
Sesuatu yang dingin menjadi panas, dan yang panas menjadi dingin. Implikasi
pernyataan ini amat hebat. Pernyataaan itu mengandung pengertian bahwa
kebenaran selalu berubah,tidak tetap. Hari ini 2+2 =4 besok  bisa saja
bukan empat. Pandangan ini merupakan warna dasar filsafat sofisme.




Paramanides


Paramanides yang lahir kira-kira tahun 450 SM dikatakan sebagai
logikawan pertama dalam sejarah filsafat. Bahkan disebut filosof pertama dalam
pengertian modern. 


Ia bertanya: “apa standar kebenaran dan apa ukuran realitas?”
bagaimana hal itu dapat dipahami?” 


Ia menjawab:


Ukurannya ialah logika yang konsisten. Perhatikan contoh berikut:


Ada 3 cara berpikir tentang tuhan. (1) ada,  (2) tidak ada,
(3) ada dan tidak ada. Yang benar ialah (1) tidak mungkin meyakini yang tidak
ada (2) sebagai ada karena yang tidak ada pastilah tidak ada. Yang (3) pun
tidak mungkin karena tidak mungkin tuhan itu ada sekaligus tiak ada. Jadi benar
tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika. Ukuran kebenaran adalah akal
manusia, ukuran kebenaran adalah manusia. 




Protagoras


Ia menyatakan bahwa manusia adalah ikuran kebenaran. Ia menyatakan
bahwa kebenaran itu bersifat pribadi, akibatnya tidak ada ukuran yang absolut
dalam etika,metafisika, maupun agama. Bahkan menurutnya teori-teori matematika
juga tidak mempunyai kebenaran yang absolut.




Gorgias


Georgias datang ke Athena 427 SM dari Leontini. Ada tiga proporsi
yang diajukan Gorgias. Yang pertama adalah tidak ada yang ada. Maksudnya
realitas itu sebenarnya tidak ada. Kedua, bila sesuatu itu ada,ia tidak akan
dapat diketahui. Ini disebabkan oleh penginderaan itu tidak dapat dipercaya,
penginderaan itu sumber ilusi. Akal menurutnya tidak mampu meyakinkan kita
tentang bahan alam semeta ini karena kita telah dikungkung oleh dilema
subjektif. Kita berpikir sesuai dengan kemauan, ide kita yang kita terapkan
pada fenomena. Proporsi yang ketiga adalah sekalipun realitas itu dapat kita
ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain.


Socrates


Ia memulai filsafatnya dengan bertolak dari kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, ada kebijakan objektif yang tidak bergantung kepada saya atau
kepada kita hari ini. Untuk membuktikan adanya kebenaran yang objektif,
 Socrates melakukan metode-metode tertentu. Metode itu bersifat praktis
dan dilakukan dengan percakapan-percakapan. Ia kemudian menganalisis pendapat.
Setiap orang mempunyai pendapat tentang salah dan tidak salah misalnya. Sering
kali percakapan itu berakhir dengan kebingungan, tapi tak jarang dialog itu
menghasilkan definisi yang berguna.Metode yang digunakan Socrates biasa disebut
dengan dialektika. Orang sofis beranggapan bahwa semua pengetahuan adalah
relatif kebenarannya, tidak ada pengetahuan yang bersifat umum. Dengan
definisinya, Socrates bisa membuktikan kepada orang sofis bahwa pengetahuan
yang umum itu ada, yaitu definisi itu.


Plato


Menurut Plato, kebenaran umum itu bukan dibuat dengan cara dialog
yang induktif, tapi pengertian umum itu sudah ada “di sana” di alam idea.




Aristoteles


Bila orang-orang sofis banyak yang menganggap manusia tidak akan
mampu memperoleh kebenaran, maka Aristoteles menyatakan bahwa manusia dapat
mencapai kebenaran. 








Salah satu teori metafisika Aristoteles  yang penting ialah
pendapatnya yang mengatakan bahwa form dan matter itu bersatu.  Matter
memberikan substansi sesuatu, form memberikan pembungkusnya. Setiap objek
terdiri atas form dan matter. Namun ada substansi yang murni form tanpa adanya
matter yaitu Tuhan. 
Aristoteles percaya adanya Tuhan. Bukti adanya Tuhan adalah Tuhan
sebagai penyebab gerak. Tuhanmenurut aristoteles berhubungan dengan dirinya sendiri.
Ia tidak berhubungan (memperdulikan) alam ini. Ia bukan pesona, ia tidak
memperhatikan doa dan keinginan manusia. Dalam mencintai Tuhan, kita tidak usah
berharap Tuhan mencintai kita. ia adalah kesempurnaan tertinggi dan kita
mencontoh ke sana untuk perbuatan dan pikiran-pikiran kita.




Daftar Pustaka:

Tafsir, Ahmad. 2008. FILSAFAT UMUM AKAL DAN HATI SEJAK THALES SAMPAI CAPRA. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA






Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter