Hidup diartikan keadaan suatu benda yang karena kekuatan Zat yang Maha Kuasa benda itu dapat bernafas (yaitu fungsi paru-paru dan peredaran darah bagi manusia dan binatang, atau insang bagi sebagian ikan, atau kulit dan daun bagi sebagian tumbuh-tumbuhan). Jadi, kata hidup bukan lawannya mati karena mati adalah lawannya lahir. Dengan demikian lahir adalah awal kehidupan sedangkan mati adalah akhir kehidupan.
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sebingga basil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya.Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya, akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
a. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
b. Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
c. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka pandangan hidup itu disebut ideologi. Jika organisasi itu organisasi politik, ideologinya disebut ideologi politik. Jika organisasi itu negara, ideologinya disebut ideologi negara. Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita – cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.
Dengan demikian filsafat sebagai filsafat hidup kemudian diartikan sebagai pandangan hidup karena filsafat pada hakikatnya bersumber pada hakikat kodrat pribadi manusia (sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk Tuhan) hal ini berarti bahwa filsafat mendasarkan pada penjelmaan manusia secara total dan sentral sesuai dengan hakikat manusia sebagai makhluk monodualisme (manusia secara kodrat terdiri dari jiwa dan raga). Manusia secara total (menyeluruh) dan sentral di dalamnya memuat sekaligus sebagai sumber penjelmaan bermacam-macam filsafat sebagai berikut:
a. Manusia dengan unsur raganya dapat melahirkan filsafat biologi.
b. Manusia dengan unsur rasanyaq dapat melahirkan filsafat keindahan(estetika).
c. Manusiaa dengan unsur monodualismenya (kesatuan jiwa dan raganya) dapat melahirkan filsafat antropologi.
d. Manusia dengan kedudukannya sebagai makhluk Tuhan dapat melahirkan filsafat ketuhanan.
e. Manusia dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial dapat melahirkan filsafat sosial.
f. Manusia sebagai makhluk yang berakal dapat melahirkan filsafat berpikir (logika).
g. Manusia dengan unsur kehendaknya untuk berbuat baik dan buruk dapat melahirkan filsafat tingkah laku (etika).
h. Manusia dengan unsur jiwanya dapat melahirkan filsafat psikologi.
i. Manusia dengan segala aspek kehidupannya dapat melahirkan filsafat nilai (aksiologi).
j. Manusia dengan dan sebagai warga negara ini dapat melahirkan filsafat negara.
k. Manusia dengan unsur kepercayaannya terhadap supernatural dapat melahirkan filsafat agama.
Filsafat sebagai pandangan hidup (weltsanschaung) merupakan suatu pandangan hidup yang dijadikan dasar setiap tindakan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, juga dipergunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam hidupnya. Pandangan hidupnya itu akan tercermin dalam sikap hidup dan cara hidup. Sikap dan cara hidup tersebut akan muncul apabila manusia mampu memikirkan dirinya sendiri secara total.
Daftar Pustaka :
Inu Kencana Syafiie, Filsafat Kehidupan, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Post a Comment
Post a Comment