Featured Post

Bilangan Live Draw 4 Digit

Bilangan  adalah suatu konsep  matematika  yang digunakan dalam  pencacahan  dan  pengukuran . Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai  angka  atau lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas untuk mel…

Siapakah pemimpin pendidikan?


SIAPAKAH PEMIMPIN PENDIDIKAN


OLEH: TYAS SITI NUR ASIYAH


Pemimpin dalam benak kita pastilah terbersit seseorang yang
menjadi pengatur, ataupun orang yang dapat mengatur ataupun. Pemimpin merupakan
suatu kata yang disematkan kepada orang yang memimpin tersebut. Kemudian ada
pula kata kepemimpinan yang sering terdengar pula, dimana kepemimpinan ini
adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seorang  untuk dapat mempengaruhi, mendorong,
mengajak, menuntun, menggerakan, mengarahkan dan kalau perlu memaksa orang atau
kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang
dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang ditetapkan.[1]
Dengan demikian kepemimpian dapat dimaknai sebagai suatu kemampuan dalam
mengatur suatu hal. Dimana dalam dunia pendidikan pun tak luput dari adanya
suatu kepemimpinan pendidikan. Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan
untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif fan efisien.[2]
Berdasar pada definisi tersebut maka dalam konteks ini kepala sekolah, guru,
wali kelas, pengawas, kepala kantor bidang pendidikan, hingga semua tenaga
edukatif yang berada pada kantor dinas kepala direktorat dalam lingkup
direktorat jendral pendidikan merupakan pemimpin-pemimpin pendidikan. Sehingga
dalam hal tersebut setiap orang yang memiliki kemampuan dalam mempengaruhi
ataupun mengatur dalam pelaksanaan pendidikan dapat disematkan sebagai pemimpin
pendidikan. Pemimpin pendidikan kini sangat diperlukan sebagai satu bagian yang
tak terpisahkan di era globalisasi seperti sekarang ini, dapat diliat berbagai
fenomena pendidikan yang santer terdengar bukan hanya kabar baik pun kabar
buruk tak luput mewarnai pendidikan Indonesia. Masuknya globalisasi hingga
pengaruh kapitalisme yang kemudian menyebabkan hedonism di kalangan anak
Indonesia dalam usia belajar pun kian hari kian menunjukan keberadaannya. Dalam
hal ini tidak hanya memerlukan satu pihak saja yang perlu membenahi namun semua
saling bahu membahu untuk kepetingan pendidikan di Indonesia. Mulai dari
keluarga masyarakat hingga pemerintah memiliki andil penting dalam memajukan
pendidikan Indonesia.


Sebagaimana disebutkan diawal bahwa pendidikan adalah urusan
bersama begitupun harus ada suatu kepemimpinan pendidikan yang mampu menaungi
itu semua menjadi suatu jalan dari berbagai permasalahan pendidikan yang
terjadi maka dari itu peran pemimpin-pemimpin pendidikan ini kemudian menjadi
suatu hal yang dapat dipertimbangkan. Pemimpin pendidikan dalam hal ini memiliki
berbagai fungsi dalam dunia pendidikan seperti membantu terciptanya suasana
persaudaraan, kerjasama, dan penuh rasa kebebasan jikalau pemimpin ini memang
menerapkan suatu kebijakan maupun bersikap yang mampu menimbulkan rasa yang
telah disebutkan tadi. Pemimpin pendidikan juga mampu membantu kelompok untuk
mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan
kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan, dari fungsi mampu
membantu kelompok dalam mengorganisir tersebut seorang pemimpin yang baik
hendaknya memaksimalkan fungsi ini sebagai salah satu upaya pemimpin dalam
menetapkan kebijakan guna pencapaian tujuan negara Indonesia  yakni mencerdaskan kehidupan bangsa yang
dengan melakukan penetapan kebijakan-kebijakan baik terkait kurikulum, tenaga
pendidik, peserta didik hingga persoalan pendidikan yang memerlukan kebijakan
tertentu seperti misalnya konsepsi keadilan, persamaan ras dan gender dalam
dunia pendidikan yang terkadang masih sering terjadi di dunia pendidikan di
Indonesia.


Pemimpin pendidikan juga memiliki fungsi-fungsi lain seperti
bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok. Pemimpin
memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin
mempunyai tanggung jawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi
pekerjaan yang untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang
untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan
berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif. [3]


Berdasar pemaparan tersebut maka pemimpin pendidikan dapat
berstatus pemimpin resmi atau yang biasa disebut “status Leader” atau formal
leader” pun ada kepemimpinan yang tidak resmi. Dimana dalam kepemimpinan resmi
ini dimiliki oleh mereka yang menduduki posisi dalam struktur organisasi
pendidikan, baik secara resmi oleh ppihak atasan atau yang berwenang maupun
karena dipilih secara resmi menjadi pemimpin oleh anggota staf pelaksana
pendidikan di mana ia bekerja. Misalnya seperti kepala sekolah, kepala dinas
pendidikan merupakan masuk ke dalam kategoripemimpin resmi. Sedangkan pemimpin
tidak resmi adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi, memberi
tauladan dan mendorong kea rah perbaikan kualitas kerja petugas-petugas
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran meskipun di dalam hierarki struktur
organisais pendidikan mungkin ia tidak menduduki posisi pemimpin. Antara
pemimpin resmi dan pemimpin tidak resmi ini seharusnya terjalin suatu
koordinasi yang baik dimana kemudian mereka saling bahu membahu guna mewujudkan
pendidikan indonesa yang sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Kemudian
peran guru sebagai salah satu pemimpin pendidikan seharusnya dimaksimalkan
karena guru merupakan bagian yang bertatapan langsung dengan peserta didik yang
dapat memberikan suatu pengajaran ataupun pembelajaran penanaman nilai yang
paling dekat dengan peserta didik setelah keluarga karena di Indonesia hampir
seluruh orang tua dalam suatu keluarga memberikan pendidikan sekolah baik
fprmal nonformal kepada putra putri mereka. Hal ini perlulah kemudian menjadi
suatu motivasi bagi guru bahwa guru juga merupakan pemimpin pendidikan yang
memiliki suatu kesempatan untuk berkontribusi dalam dunia pendidikan di
Indonesia melalui pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.


Meskipun kepemimpinan pendidikan kemudian menjadi salah satu
jawaban untuk penentasan masalah pendidikan di Indonesia, perlu adanya suatu
pemahaman kembali mengenai pemimpin seperti apa yang dibutuhkan oleh pendidikan
di Indonesia. Menilik pada aliran filsafat kemudian ada yang relevan guna
pelaksanaan pendidikan indoensia misalnya aliran humanisme yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi kemampuan, bakat dan potensinya
dalam pembelajaran yang dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator. Hal ini
kemudian dapat menjadi pertimbangan dalam proses pembelajaran yang dapat pula
menerapkan aliran humanisme ini karena dengan aliran ini menempatkan peserta
didik sebagai subjek yang kemudian dapat menumbuhkan kreativitas mereka karena
terbiasa mengeksplor hal apa yang mereka miliki.


Peran pemimpin ataupun kepemimpinan pendidikan di Indonesia
tidak melulu hanya mengenai kepala sekolah dan hal-hal yang berau statis
lainnya yang menimbulkan citra hal yang tidak mungkin untuk bantu merubah
pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik, tapi perlu diketahui bahwa
kepimpinan bukanlah hanya tentang pemimpin formal namun ada pula pemimpin-pemimpin
tidak resmi yang memiliki peranan dan fungsi yang tak dapat dipandang sebelah
mata, maka jikalau kita belum mendapat kesempatan untuk menjadi pemimpin formal
mulailah menjadi pemimpin tidak resmi yang dapat pula memberi kontribusi yang
mampu meningkatkan pendidikan Indonesia dengan menggunakan strategi, kebijakan
yang sesuai dengan memperhatikan aspek-aspek sosiologis pula yang terkadang
terlupakan.















[1]
Prof. Dr. H. Dadang Suhardan, dkk. 2014. Manajemen
Pendidikan.
Bandung : ALFABETA. Hlm. 125





[2]
Prof. Dr. H. Dadang Suhardan, dkk. 2014. Manajemen
Pendidikan.
Bandung : ALFABETA. Hlm. 126





[3]
Ibid. hlm. 126



Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter